Senin, 14 Desember 2009

Gambar UFO Terdeteksi di Virginia


Sabtu, 4 Juli 2009 | 08:22 WIB
KOMPAS.com — Apakah ini gambar UFO atau bukan? Amati dengan seksama gambar di sisi kiri dan silakan putuskan sendiri jawabannya. Namun, Denna Smith, seorang penulis di AS, meyakini betul apa yang disaksikannya.

Denna Smith yakin gambar lingkaran yang mengambang di langit tepat di atas taman wisata Kings Dominion, Virginia, adalah sebuah kapal ruang angkasa. Gambar itu direkam oleh Denna Smith dengan menggunakan kameranya.

Beberapa petugas di taman Kings Dominion menekankan bahwa lingkaran itu hanya merupakan asap yang dikepulkan oleh gunung berapi di sekitarnya. Namun, Denna Smith bersikeras mempercayai lingkaran itu sebagai benda dari ruang angkasa.

Smith menekankan bahwa lingkaran itu terbentuk dengan rapi dan tidak diliputi kepulan asap. Smith juga mengabadikan gambar itu dengan video yang telah ditempatkannya di YouTube.

Tayangan video itu mencapai hits dengan diunduh hingga 300.000 kali dalam waktu 1 pekan. Jaringan televisi CNN juga memuat kisah ini.

Ahli investigasi UFO, Cameron Pack, mengaitkan kisah yang diungkapkan oleh Denna Smith dengan kasus penampakan UFO sebelumnya. Menurut Cameron Pack, tayangan video Denna Smith serupa dengan rekaman video dari 2 insiden penampakan UFO terdahulu. Satu insiden berlangsung di Florida pada 1999 dan insiden lainnya di Fort Belvoir, Virginia, pada 1950-an.

UFO Terlihat di Langit Bantul


Kamis, 10 Desember 2009 | 08:51 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Penampakan unidentified flying object (UFO) kembali terjadi di Indonesia. Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, melihatnya secara langsung dari dalam pesawat yang ditumpanginya dan bahkan sempat merekam beberapa foto objek misterius itu dengan kameranya. Peristiwa tersebut terjadi pada 16 Oktober 2009 saat Dudi dalam penerbangan dari Jakarta menuju Yogyakarta menggunakan pesawat Lion Air Boeing 737-900ER dengan nomor penerbangan JT552.

Ia tak pernah mengira sebelumnya kalau benda yang dipotretnya adalah UFO. "Jadi, waktu itu pesawat kami harus berputar sekali sebelum mendarat karena Garuda akan mendarat lebih dulu. Ketinggiannya di bawah 5.000 kaki di atas Bantul. Saya tertarik melihat keluar karena langit biru sekali tanpa awan. Saya lihat ada logo Lion Air di sirip sayap kiri. Waktu saya mau memotret, tiba-tiba ada cahaya blitz istilahnya blinking," kata Dudi menceritakan awal-awal kesaksiannya kepada Kompas.com, Rabu (09/12/2009) malam lewat telepon.

Dudi pun melanjutkan niatnya memotret sirip pesawat dengan logo maskapai penerbangan tersebut dengan latar belakang langit yang sangat cerah. Ketika melihat hasilnya, ia sangat terkejut karena muncul titik-titik cahaya yang misterius di dua foto hasil pemotretannya. Dudi menggunakan kamera Nikon 40DX dengan lensa Nikkor 55 mm.

"Di foto pertama terlihat tiga titik, dua solid lainnya berupa asap atau awan. Saya potret lagi menjadi 9 titik, 3 padat, 6 lainnya awan," kata Dudi.

Pemotretan pertama dilakukan pukul 09.03 dan hanya berselang beberapa detik dengan pemotretan kedua. Titik-titik cahaya langsung menghilang begitu Dudi mencoba mengambil gambar ketiga. Ia yakin titik-titik cahaya tersebut melayang di arah sekitar sirip karena jika karena noda di jendela, seharusnya tidak hilang. Apalagi, pesawat yang digunakannya pesawat baru dan jendelanya jernih sekali.

Penasaran dengan penampakan yang dilihatnya, Dudi kemudian mengirimkan kedua foto tersebut kepada Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun melalui e-mail. Menurut Dudi, rangkaian foto tersebut mengejutkan Adi karena begitu diperbesar terlihat seperti terjadi proses materialisasi dari gas ke solid. "Istilahnya morphing, benda berubah dari solid menjadi gas atau sebaliknya dalam waktu singkat," kata Dudi.

Morphing merupakan salah satu fenomena kemunculan benda terbang misterius yang sampai saat ini belum terpecahkan asalnya. Dudi termasuk beruntung karena penampakan seperti itu biasanya berlangsung sangat cepat dalam hitungan detik. Meski banyak laporan sejenis, biasanya tak sempat terekam kamera.

Apakah yang sebenarnya dilihat Dudi? Wahana mahkluk asing kah? Pesawat mata-mata kah? Atau fenomena cahaya yang sesungguhnya lumrah? Misteri itulah yang selama berpuluh tahun berusaha dipecahkan para ilmuwan sehingga muncul istilah "benda terbang tak dikenal" alias UFO.

Aktivitas Matahari Memengaruhi Perubahan Iklim


Senin, 14 Desember 2009 | 21:02 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Yulvianus Harjono
BANDUNG, KOMPAS.com — Perubahan iklim global yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini tidak hanya ditentukan dari aktivitas manusia. Aktivitas siklus matahari juga diyakini turut memiliki andil terhadap terciptanya pemanasan global.

"Secara jangka panjang, faktor kosmogenik (aktivitas matahari) memiliki andil dalam perubahan iklim yang terjadi di bumi, meskipun itu tidak sebesar pengaruh yang dipicu faktor antropogenik atau aktivitas manusia," ucap peneliti utama bidang astronomi-astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, di Bandung.

Menurutnya, beberapa peneliti di dunia bahkan menuding bahwa aktivitas matahari dalam memicu perubahan iklim lebih dominan ketimbang faktor manusia. Hal ini ditandai sejumlah parameter, di antaranya memanasnya planet-planet lain di sistem tata surya, khususnya Planet Mars.

Menurutnya, paham atau penelitian yang meyakini bahwa matahari memiliki andil di dalam memicu pemanasan global di bumi masih terbilang jarang. Meskipun ia termasuk kelompok yang meyakini adanya faktor kosmogenik itu. Namun, hingga saat ini belum ditemukan mekanisme dan penjelasan memuaskan mengenai kaitan faktor itu.

"Ada yang mengatakan, itu karena pengaruh perubahan sinar kosmik akibat aktivitas matahari. Kosmik ray ini juga menjadi bagian yang penting dalam menentukan kondensasi dan liputan awan hujan di bumi. Ada juga yang mengatakan, itu tercipta akibat perubahan tekanan rendah-tinggi di lautan Pasifik dalam kaitan dengan El Nino dan La Nina," tuturnya.

Belum adanya mekanisme yang pasti, ucapnya, menjadi tantangan bagi peneliti, termasuk dirinya. Namun, ia mengatakan bahwa yang bisa dilakukan manusia hanyalah melakukan mitigasi dan adaptasi mengurangi dampak akibat faktor antropogenik. "Ya kalau aktivitas matahari kan alami, kita tidak bisa berbuat apa-apa," ungkap alumnus Astronomi ITB ini.

Menurut Dhani Herdiwijaya, ahli Fisika Matahari dari Institut Teknologi Bandung, tingkat radiasi medan magnetik matahari perlahan turun. Saat ini, tingkat radiasi berada di titik minimal. Dalam beberapa tahun terakhir, bintik matahari juga sangat jarang terbentuk.

"Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya masa es kecil yang disebut Maunder Minimum di abad ke-17. Yang orang-orang tahu saat ini, bumi tengah terjadi pemanasan global. Padahal, sebetulnya, kita juga tengah menghadapi kemungkinan kondisi global cooling," ujarnya.

Rabu, 25 November 2009

Seledri : Sembuhkan Alergi & Peracunan Darah


Selederi
Artikel Terkait:
Pembunuh Sel Kanker dari Kunyit
Resep Herbal untuk Anak Demam
Ditemukan! Kapsul Herbal Anti Kanker
Herbal Berpotensi Mirip Viagra
Tolak Angin Si Kunyit Putih

Kamis, 5 November 2009 | 12:25 WIB
KOMPAS.com - Seledri adalah sayuran yang tidak asing bagi kita. Ia sering kita temui dalam sayur sup, kuah bakso, dalam masakan capcay dan salad. Kehadirannya membuat masakan menjadi lebih sedap, karena ia memberi rasa dan aroma yang khas. Sayuran yang lebih segar dimakan mentah atau dimasak sebentar itu, sesungguhnya bukan hanya bermanfaat sebagai penyedap masakan saja, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai obat.

Selain sebagai obat penyakit kulit, seledri sangat dianjurkan untuk mengatasi peracunan pada darah dan menyembuhkan alergi. Ia bisa dipakai sebagai obat tanpa campuran apapun, tetapi juga bisa dicampur dengan bahan lain misalnya dengan jus ketimun, wortel dan bit.

Obat Raja
Dari buku Heinerman’s Encyclopedia of Healing Juices karya John Heinerman dikatakan bahwa Raja Henry VIII dari Inggris (1491-1547) yang memiliki banyak selir menderita penyakit kulit pada wajah, tangan serta kakinya. Dengan penyakitnya itu penampilan Raja Henry sangat buruk.

Dia dikenal sebagai raja yang terpaksa membunuh beberapa selirnya karena mereka tak bisa menahan raja jijiknya terhadap sang raja. Sementara itu penyakitnya semakin parah. Mungkin ini diakibatkan kebiasaan makan sang raja yang terbilang rakus.

Raja yang gemar makan masakan daging berlemak, kue-kue manis, minuman anggur ataupun minuman keras, membuat kondisi kesehatannya semakin menurun, bahkan wajah dan bagian tubuh lainnya semakin buruk.

Dokter-dokter kerajaan mengobati sang rasa dengan berbagai macam saleb. Ternyata itu hanya sedikit memberi manfaat. Sampai akhirnya dokter istana mencoba memberi “obat alternatif ” seperti yang banyak dilakukan rakyatnya. Raja dianjurkan minum jus smallage yang di kemudian hari disebut sebagai jus seledri.

Beberapa batang seledri bersama daunnya ditumbuk, kemudian air perasannya yang sedikit itu diminumkan setiap hari. Setelah beberapa hari terlihat adanya kemajuan . Lambat laun kulit di wajah maupun di badannya semakin baik.

Pengobatan ini sebenarnya memberi hasil yang menggembirakan. Tetapi sayang, kebiasaan makan buruk sang raja membuat kemajuannya sangat lamban. Untung para dokternya sabar dan telaten, sehingga akhirnya rajapun bisa sembuh, walaupun dalam tempo yang lama.

Mengandung Alkaline
Menginjak paku karatan, kotoran masuk ke dalam luka, infeksi saluran kencing, luka bakar yang melebar adalah beberapa kasus yang menyebabkan terjadinya sepsi atau septicemia atau yang lebih dikenal sebagai peracunan pada darah.

Pengobatan dengan seledri yang mengandung garam mineral yang tinggi bisa membuat darah mengandung banyak alkaline. Padahal bakteri penyebab peracunan darah lebih cepat berkembang dalam darah yang berkondisi asam ketimbang darah berkondisi alkaline. Dengan hadirnya seledri kedalam tubuh akan sangat membantu melepaskan dari peracunan darah.

Sambiloto Tingkatkan Daya Tahan Tubuh


Sambiloto (Andrographis paniculata)
Artikel Terkait:
Seledri : Sembuhkan Alergi & Peracunan Darah
Bunga Kamboja, Penyegar bagi Penyandang Autis
Obat Ginjal, dari Kumis Kucing hingga Sambiloto
Pahit Sambiloto Modal Sukses Suprijanto
Rosella, Halau Hipertensi Sekuat Captopril

Selasa, 17 November 2009 | 08:26 WIB
KOMPAS.com - Karena kandungannya berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, sambiloto diyakini mampu menangkal virus HIV/AIDS. Sebuah perusahaan di Amerika Serikat sudah mematenkan tanaman ini. Di Indonesia, tanaman ini terserak di sembarang tempat.

Sambiloto termasuk dalam familia atau suku acanthaceae. Tanaman yang daun dan batangnya pahit ini dapat tumbuh pada ketinggian 700 m dpl. Tanaman ini sering kali dijumpai orang di pekarangan rumah. Bahkan tanaman ini juga tumbuh liar di tempat-tempat terbuka seperti ladang, sisi-sisi jalanan atau di tanah kosong yang terbengkalai.

Sambiloto merupakan suatu terna yang tumbuh tegak, dengan tinggi mencapai 90 cm. Batangnya berbentuk segi empat dan bercabang banyak. Tanaman ini mempunyai daun tunggal yang saling berhadap-hadapan, panjangnya 2-8 cm dan lebar 1-3 cm. Tanaman ini juga berbunga sepanjang tahun. Berwarna putih atau ungu, tersusun dalam rangkaian berupa tandan yang tumbuh pada ujung-ujung tangkai.

Sambiloto juga mempunyai buah yang bentuknya memanjang sampai jorong. Panjang buahnya itu sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm serta pangkal dan ujungnya runcing. Bila sudah matang buahnya itu akan berwarna hitam dan akan pecah membujur menjadi empat keping. Biji tumbuhan ini gepeng, kecil, warnanya coklat muda.

Sambiloto mempunyai kandungan zat yang khas berupa andrographolide. "Zat andrographolide ini tidak ada di tanaman lain" ungkap Ir. Winarto, pemilik kebun tanaman obat Karyasari. Selain andrographolide tanaman ini juga mempunyai kandungan zat panicolin. "Makanya berdasarkan dua unsur zat itu sambiloto diberi nama andrographis paniculata" ujar Winarto lagi.

Andrographolide dan panicolin itu memang spesifik. Fungsi utamanya sebenarnya adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Makanya di Amerika Serikat, sambiloto sudah dipatenkan sebagai obat penyakit AIDS.

Menjadikan suatu tanaman menjadi obat tidaklah gampang. Karena berkaitan dengan pemasaran serta kepercayaan masyarakat. Bila kita berbicara mengenai uji klinis, kebanyakan semua dilakukan di luar negeri. Di samping biayanya yang besar, tenaga ahlinya di sana banyak. Karena itu perusahaan luar negeri berani mematenkan sambiloto sebagai obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Kebanyakan pengobatan tradisional di Jawa, sambiloto diminum sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit karena dia bersifat antibiotik. Bahan yang biasanya diambil pada sambiloto bisa batang atau daun. "Karena tanaman ini berumur semusim. Daun dan batangnya bisa dicabut sekaligus lalu direbus semua" tambah Winarto lagi.

Masih menurut Winarto, umumnya kalau kita mau meminum sehari 2 gelas ramuan sambiloto, maka daya tahan tubuh kita akan meningkat dan tidak mudah terserang penyakit. Caranya: 10 gram daun kering diberi air 4 gelas lalu direbus hingga airnya tersisa 2 gelas. Sering tidaknya kita minum rebusan sambiloto tergantung dari keadaan badan kita. Bila menderita penyakit serius, maka bisa minum lebih banyak daru itu. Untuk kasus-kasus gigitan serangga sambiloto sangat mujarab. Sedikit ditumbuk lalu dimamarkan ke kulit yang terkena gigitan, gatal-gatal di kulit akan cepat hilang.

Tapi, "Karena rasanya pahit, untuk sekedar pencegahan penyakit bisa minum olahan sambiloto 1/2 gelas saja sehari, tidak perlu sampai 2 gelas. Atau kalau Anda tidak suka rasa pahit, Anda bisa menelan ramuan sambiloto itu dalam bentuk kapsul. Caranya, masukkan saja bubuk dari daun sambiloto kering ke dalam kapsul. Tapi untuk orang yang terkena tekanan darah rendah, minum olahan sambiloto malah akan menambah tekanan darahnya menjadi drop," ungkap Winarto mengingatkan. Jadi hati-hati Anda yang punya tekanan darah rendah. @ Hendra Priantono

Selasa, 17 November 2009

NASA Persiapkan Atlantis untuk Misi ke ISS


NASA
Pesawat ulang alik Atlantis dipersiapkan di Kennedy Space Center
Artikel Terkait:
Pesawat Ulang Alik AS Vakum hingga 2014
Senin, 16 November 2009 | 09:31 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com — Badan antariksa AS, NASA, mempersiapkan pesawat ulang alik Atlantis dan tujuh astronotnya untuk peluncuran pada hari Senin (16/11) waktu setempat. Atlantis direncanakan terbang ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS) untuk mengirimkan beberapa suku cadang dan melengkapi struktur ISS.

Peluncuran dijadwalkan pukul 02.28 dini hari waktu setempat (atau Selasa pagi pukul 03.28 WIB) dari Kennedy Space Center dekat Cape Canaveral, Florida.

"Atlantis siap diluncurkan dan berada dalam kondisi yang bagus," ujar manajer peluncuran, Mike Moses, dalam konferensi pers yang ditayangkan stasiun televisi NASA, hari Minggu kemarin.

Sementara Kathy Winters, pimpinan meteorologi peluncuran menyatakan bahwa cuaca di Kennedy Space Center diperkirakan akan sangat baik untuk peluncuran hari Senin. Hanya ada 10 persen kemungkinan cuaca bakal memburuk sehingga peluncuran harus ditunda.

Dipimpin Kolonel Marinir Charlie Hobaugh, tujuh awak yang semuanya pria tiba hari Kamis di Kennedy Space Center dari Houston, Texas, basis mereka.

Misi yang akan berlangsung 11 hari dan akan menjadi misi kelima dan terakhir pada tahun 2009 ini mengagendakan tiga spacewalks untuk memasang peralatan di bagian luar stasiun.

Adapun pengiriman suku cadang ke ISS dirancang agar pos di luar angkasa itu tetap bisa berfungsi meski armada pesawat ulang alik dipensiunkan. Hingga September 2010 hanya direncanakan lima peluncuran pesawat ulang alik lagi sebelum semua pesawat dipensiunkan.

Secara keseluruhan, misi kali ini akan mengirimkan suku cadang seberat 12.360 kilogram, termasuk dua gyroscope pengendali yang digunakan untuk menggerakkan stasiun.

Byur... 25 Galon Air Muncrat dari Permukaan Bulan


NASA
Satelit LCROSS saat melepas Centaur untuk ditabrakkan ke Bulan sebelum menabrakkan diri sendiri.Senin, 16 November 2009 | 08:14 WIB
LOS ANGELES, KOMPAS.com — Sungguh mengejutkan hasil eksperimen penembakan proyektil yang dilakukan badan antariksa AS (NASA) ke permukaan Bulan belum lama ini. Betapa tidak, meski hanya menghasilkan lubang kecil, tembakan tersebut menyebabkan sekitar 25 galon atau hampir 100 liter air muncrat dari permukaan Bulan dalam bentuk es dan uap air.

"Kami menemukan air. Dan kami tidak hanya menemukan dalam jumlah sedikit. Kami menemukan kandungan yang signifikan," ujar Anthony Colaprete, ilmuwan NASA saat mengumumkan hal tersebut, Jumat (13/11). Temuan ini semakin meyakinkan para ilmuwan bahwa Bulan makin cocok dijadikan tempat tinggal alternatif bagi manusia.

Kandungan air yang cukup besar akan memudahkan pembangunan fasilitas penelitian di Bulan seperti yang dicita-citakan selama ini. Selain untuk memenuhi kebutuhan air minum, air juga penting dalam pembuatan bahan bakar roket.

Untuk memperoleh bukti adanya air, NASA harus mengorbankan satelit Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS) yang diluncurkan bersama dengan misi Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) pada 18 Juni 2009. LRO menempatkan diri di orbit Bulan, sedangkan LCROSS memisahkan diri dan melenting beberapa kali ke orbit Bulan dan Bumi untuk meningkatkan kecepatannya hingga melesat seperti peluru sebelum menumbuk Bulan.

Setelah melakukan perjalanan selama 113 hari dengan menempuh jarak 9 juta kilometer, LCROSS kemudian menghunjam ke permukaan Bulan. Sebelum menabrakkan diri, sebuah roket bernama Centaur lebih dulu dilepaskan untuk menghasilkan efek tabrakan ganda berselang empat menit. Tabrakan yang diarahkan ke sebuah kawah Cabeus dekat kutub selatan Bulan itu menghasilkan muncratan setinggi hampir dua kilometer.

Ini memang bukan kabar pertama penemuan air di Bulan. Pada misi-misi sebelumnya pernah terungkap adanya kemungkinan kandungan hidrogen yang merupakan unsur penting pembentuk air di kawah-kawah Bulan dekat kutubnya dalam bentuk padat. Pada September 2009, sebuah kajian ilmiah juga menyimpulkan bahwa tanah Bulan mengandung elemen air.